Monday, December 15, 2008

RS Tajuddin Khalid Buka Pelayanan untuk Pasien Umum

Oleh: Direktur RS Dr Tadjuddin Chalid, Dr dr Rasyidin Abdullah MPH

Rumah Sakit Regional Kusta Makassar, kini resmi berganti nama menjadi RS Dr Tadjuddin Chalid, MPH. Rumah sakit yang selama ini fokus menangani penderita kusta, kini mulai membuka layanan umum.

Apa target dan bagaimana model pelayanan yang diterapkan ke depan? Berikut petikan wawancara Wartawan Fajar, Rahim Kadir dengan Direkur RS Dr Tadjuddin Chalid, Dr dr Rasyidin Abdullah MPH:

Perubahan nama Rumah Sakit (RS) Dr Tadjuddin Chalid resmi digunakan, kenapa harus berubah?
Pada 28 Juni ini, kita memang meresmikan perubahan nama dari RS Kusta Makassar menjadi RS Dr Tadjuddin Chalid MPH. Insya Allah peresmian akan dilaksanakan langsung Dirjen Bina Pelayanan Medik Depkes RI.

Dengan pertimbangan penyakit kusta selama ini sangat ditakuti masyarakat. Sehingga pasien yang masuk ke rumah sakit ini hanya dimonopoli penderita kusta saja. Padahal, potensi yang ada di rumah sakit ini cukup bagus. Baik fasilitas maupun sumber daya manusia. Apalagi, sudah tersedia banyak dokter ahli.

Dengan adanya perubahan nama ini, kita berharap terjadi suatu pembauran. Dalam arti kata, pasien yang masuk bukan lagi hanya dari kalangan penderita kusta, tapi juga pasien umum.

Kami menilai pemberian nama RS Kusta dulu memang agak salah. Karena imej masyarakat di luar bahwa rumah sakit ini hanya untuk penderita kusta. Sehingga, ada semacam fobia (ketakutan) di kalangan warga untuk masuk ke tempat ini.

Untuk menghilangkan rasa ketakutan ini, apa upaya yang akan Anda lakukan?

Tentu salah satunya adalah melalui sosialisasi kepada masyarakat. Kita terus berupaya menginformasikan bahwa penderita kusta yang sudah ditangani di sini tidak akan menular lagi. Sama dengan penyakit umum lainnya, karena langsung sembuh.

Coba Anda jalan-jalan ke ruang bangsal mereka. Di sana akan tampak jauh lebih bersih dari rumah sakit lain. Juga tidak akan ada bau busuk yang akan mengganggu. Karena mereka memang sudah diberi obat antibiotik khusus. Jadi imej ini yang akan kita ubah ke depan.

Sejak kapan rumah sakit ini didirikan dan bagaimana statusnya selama ini?

Rumah sakit ini didirikan sejak tahun 1883. Sebelumnya, lokasinya berada di daerah Jongaya. Sedangkan status rumah sakit ini adalah rumah sakit regional di mana pengelolaannya dibawahi langsung Departemen Kesehatan RI.

Artinya, status rumah sakit ini sama dengan RS Dr Wahidin?

Betul. Karena rumah sakit ini ditugaskan melayani langsung Kawasan Timur Indonesia (KTI), mulai dari Pulau Sulawesi, Maluku, dan Irian Jaya. Bahkan tidak jarang pasien yang kita layani juga berasal dari Kalimantan Timur dan Selatan, serta Bali, dan Nusa Tenggara Barat.

Semua anggaran yang kita gunakan juga langsung dari APBN. Tahun ini kita minta anggaran sekitar Rp5 miliar.

Di RS Wahidin selama ini melayani pengguna Askeskin, bagaiamana dengan RS Dr Tadjuddin Chalid?

Justru kita sudah lama menerapkan program itu. Bayangkan semua penderita kusta yang kita tangani semua gratis. Yang penting mereka memperlihatkan kartu tanda miskin.

Setelah layanan umum kita buka, pola-pola seperti itu semakin diperluas. Bagi pegawai swasta bisa hanya memperlihatkan kartu jamsostek, warga miskin kartu askeskin, dan PNS bisa menggunakan kartu Askes. Tapi bagi orang kaya tentu tetap membayar seperti di rumah sakit umum lainnya.

Setelah perubahan nama, apa akan ada juga perubahan manajemen?

Nanti, memang akan ada perubahan struktur kelembagaan. Saat ini sementara dibahas di Men PAN. Jadi nanti akan ada direktur utama yang dibantu tiga direktur lainnya, seperti direktur pelayanan medik, penunjang medik, dan direktur administrasi/keuangan. Jadi, praktis beban rumah sakit nanti akan bertambah.

Bisa Anda jelaskan perubahan apa saja yang akan dilaksanakan?

Di sekitar Daya ini, nanti kan jadi pusat kota. Makanya kita berupaya segera melakukan diversifikasi pelayanan. Kita telah memprogramkan untuk membuat beberapa poliklinik khusus, serta laboratorium.

Layanan apa saja yang akan segera dibuka?

Kita akan segera buka pelayanan umum. Sebenarnya pelayanan umum ini sudah ada, cuma setelah perubahan nama ini, kita akan lebih tingkatkan.

Jadi nanti kita berikan seperti pengobatan umum, penyakit dalam, anak, mata, kebidanan, bedah, terutama bedah plastik. Saat ini ada beberapa dokter ahli yang sudah kita miliki seperti ahli bedah plastik, ahli ortopedi, urologi, dan bedah umum. Ahli mata dan ahli urologi juga sudah ada.

Nah, tenaga-tenaga yang masih kurang kita telah melakukan MoU (memorandum of understanding) dengan Fakultas Kedokteran Unhas dan UMI Makassar. Soal tenaga kesehatan yang lain, kita juga telah kerja sama dengan beberapa sekolah tinggi kesehatan yang ada di Makassar.

Jadi, di samping sebagai rumah sakit umum, rumah sakit ini nantinya juga akan menjadi rumah sakit pendidikan.

Bagaimana dengan penanganan kusta?

Oh tetap kita tingkatkan terus. Meski pelayanan umum dibuka, penanganan rehabilitasi kusta juga tetap ditingkatkan terus.

Perlu diketahui bahwa visi kami ke depan adalah menjadikan Dr Tadjuddin Chalid ini sebagai rumah sakit terkemuka di Indonesia dalam pelayanan rehabilitasi kusta. Intinya, antara pelayanan umum dengan khusus rehabilitasi kusta tetap kita padukan.

Untuk mencapai target tersebut, kiat apa yang akan Anda lakukan?

Itu tadi, untuk pelayanan umum sarana dan prasarana akan segera dibenahi. Sebab SDM yang kita miliki sudah memadai.

Khusus untuk kusta, selain kegiatan rehabilitasi langsung, kita juga akan lebih meningkatkan advokasi ke daerah-daerah. Kita akan melibatkan seluruh dinas kesehatan, rumah sakit di masing-masing kabupaten serta aktivis LSM di bidang itu.

Harapan kita, ke depan, para penderita kusta langsung ditangani sejak awal. Minimal upaya pemberian obat-obatan. Sehingga mereka tidak perlu sampai cacat fisik.

Bagaimana dengan dukungan fasilitas, baik dari perlatan medis maupun sarana gedung?

Secara umum, dukungan fasilitas ruangan kita sudah cukup memadai. Peluang untuk melakukan pengembangan gedung masih terbuka lebar. Luas lokasi rumah sakit ini mencapai 12 hektare dan masih ada sekitar delapan hektare yang kosong. Setiap tahun kita mendapat belanja modal dari pusat. Tahun ini sebetulnya kita diplot Rp5 miliar.

Apa sasaran utama yang akan dicapai?

Sasaran kita adalah bagaimana agar rumah sakit ini menjadi pusat penanganan rehabilitasi kusta di Indonesia. Kita juga menginginkan rumah sakit ini sebagai pusat pendidikan. Dengan perubahan nama ini pula kita berharap jumlah pasien yang datang semakin meningkat. (rahim@fajar.co.id)

No comments:

Post a Comment